Inilah Daftar Muslim Minoritas Asia Yang Teraniaya Di Negaranya Sendiri

Inilah Daftar Muslim Minoritas Asia Yang Teraniaya Di Negaranya Sendiri - Hallo sahabat PORTAL ISLAM 24 JAM, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Inilah Daftar Muslim Minoritas Asia Yang Teraniaya Di Negaranya Sendiri, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Inilah Daftar Muslim Minoritas Asia Yang Teraniaya Di Negaranya Sendiri
link : Inilah Daftar Muslim Minoritas Asia Yang Teraniaya Di Negaranya Sendiri

Baca juga


Inilah Daftar Muslim Minoritas Asia Yang Teraniaya Di Negaranya Sendiri

MUSLIM seringkali dalam pemberitaan menerima perlakuan diskriminatif akut. Tidak hanya ditekan secara politik dan ekonomi, mereka mengalami penindasan secara fisik, bahkan menghadapi genosida secara sistematis.
Kaum minoritas Muslim ini harus berjuang sendiri untuk melangsungkan hidupnya di bawah kungkungan tirani mayoritas non-Muslim dan pemerintahannya sendiri.


Dan inilah yang terjadi di beberapa negara di kawasan Asia. Nasib buruk dialami kaum Muslim Rohingya di Myanmar, Muslim Pattani di Thailand, Muslim Moro di Filipina, Muslim Cham di Kamboja, dan Muslim Uighur di Xinjiang Cina.
Muslim Rohingya
Nasib tragis dialami minoritas Rohingya yang tinggal di utara Arakan, tepatnya di negara bagian Rakhine, Myanmar. Sebuah catatan menunjukkan, lebih dari 6.000 kaum Muslim meninggal dunia akibat kekejaman mayoritas Budha yang didukung junta militer Myanmar.
Tindakan diskriminatif itu terus berlangsung secara sistematis. Pada tahun 1978 dan 1991, pihak militer Myanmar meluncurkan operasi khusus untuk melenyapkan pimpinan umat Islam di Arakan sehingga memicu eksodus besar-besaran kaum Rohingya ke Bangladesh. Lebih parah lagi tahun 2012 lalu yang begitu santer terdengar.
Sejak 1982, Undang-undang Kewarganegaraan Myanmar tak mengakui Muslim Rohingya sebagai warga negara Myanmar. Pemerintah menganggap mereka sebagai imigran ilegal dari Bangladesh atau keturunannya. Ini pula yang memicu Muslim Rohingya disuruh meninggalkan negaranya.





Muslim Xinjiang, Cina
Nasib tragis terus dialami oleh Muslim Xinjiang, Cina. Ada sekitar 8,5 juta jiwa Muslim di wilayah ini dengan bangunan masjid sebanyak 23 ribu buah. Penduduk Cina sendiri mencapai 1,3 miliar jiwa. Mereka terus-menerus didera penderitaan luar biasa dan dicap sebagai teroris.
Selain kaya akan mineral, minyak bumi, dan gas—cadangan terbesar di Cina, Xinjiang sangat penting secara geopolitik. Maka dari itu, demi mengontrol Xinjiang, berbagai langkah dilakukan Pemerintah Cina, termasuk membelenggu hak warga Muslim untuk menjalankan ritual dan ajaran agamanya. Sekadar contoh, keberadaan sekolah Islam, masjid dan imam dikontrol secara ketat.
Dalam kurun waktu 1995 hingga 1999, pemerintah telah meruntuhkan 70 tempat ibadah serta mencabut surat izin 44 imam. Pemerintah juga menerapkan larangan ibadah perorangan di tempat-tempat milik negara. Larangan ini mencakup larangan shalat dan berpuasa pada bulan Ramadhan di kantor atau sekolah milik negara.
Tekanan yang luar biasa baik dari negara dan suku Han inilah yang memicu mereka untuk memilih memisahkan diri dari Cina. Rencana itu kian membuat pemerintah Cina mencengkeram Xinjiang dan menindas kaum Muslim di sana. Korban-korban berjatuhan dalam beberapa bulan terakhir.

Muslim Pattani, Thailand
Kaum Muslim di Thailand bagian selatan merasa tak kuat lagi berada di bawah kekuasaan Raja Thailand. Kekejaman dan penderitaan yang mereka alami selama di bawah pemerintahan Budha menjadikan mereka berniat memisahkan diri. Berbagai upaya dilakukan, tetapi kandas karena pemerintah Thailand menghadapinya dengan moncong senapan yang jauh lebih kuat dan canggih.
Muslim di Thailand berada di tiga provinsi yakni Yala, Pattani, dan Narathiwat. Jumlah mereka tidak banyak, hanya sekitar 1,8 juta jiwa. Ini jumlah yang kecil dibandingkan penduduk Thailand yang berjumlah lebih dari 64 juta jiwa.
Bahkan secara eksplisit, masyarakat Pattani dibelenggu kebebasannya, khususnya dengan pemberlakuan undang-undang yang silih berganti mulai dari darurat militer, darurat sipil hingga UU terorisme.
Hingga saat ini masyarakat Muslim Pattani hidup dalam ketakutan, mirip suasana Aceh pada masa Daerah Operasi Militer/DOM. Kehidupan mereka diawasi secara ketat oleh militer Thailand. Kekejaman tentara Thailand itu tercatat dalam peristiwa pembunuhan massal di Masjid Kerisek di Pattani dan Tak Bai di wilayah Menara (2004) dan di Masjid Al-Furqan di wilayah Menara (2009). Hampir 100 orang mati di tangan tentara saat itu. Itu belum termasuk pemerkosaan yang dialami para gadis Muslimah dan perusakan generasi muda Muslim dengan narkoba.
Kondisi inilah yang membuat gerakan-gerakan Pembebasan Pattani Darusalam bangkit untuk melakukan perlawanan hingga detik ini.
Muslim Moro, Filipina
Seperti di negara yang mayoritas penduduknya non-Muslim lainnya, diskriminasi terhadap minoritas Muslim sangat kental oleh negaranya, tak terkecuali kaum Muslim Moro di Filipina. Di negara yang dulunya pernah berpenduduk mayoritas Muslim itu, jumlah kaum Muslim tinggal 5-7 juta jiwa atau 8,5 persen dari penduduk Filipina sebanyak 66 juta jiwa.
Dibandingkan dengan saudara-saudara mereka yang non-Muslim, kaum Muslim yang banyak berdiam di Pulau Mindanao ini kondisinya jauh tertinggal. Ini karena pemerintah Filipina menganggap mereka sebagai pemberontak. Padahal wilayah itu adalah daerah yang paling subur dan kaya dengan sumber alam di Filipina. Namun fakta menunjukkan, daerah ini menjadi wilayah paling miskin di negara itu dan tidak ada pembangunan, setelah konflik yang dimulai sejak empat dekade lalu. Pemerintah Filipina melarang kaum Muslim memerintah di wilayahnya sendiri dan mengontrol kekayaan mereka.
Muslim Kamboja
Di Kamboja, nasib kaum Muslim sempat mengalami penderitaan yang luar biasa di bawah rezim Khmer Merah. Kaum Muslim yang jumlahnya sekitar enam persen dari penduduk Kamboja yang mayoritas Budha harus hidup dalam tirai besi rezim komunis. Rezim militer itu tercatat melakukan penganiayaan; pembunuhan, penyiksaan, pengusiran; termasuk juga penghancuran masjid-masjid dan sekolahan. Kaum Muslim dilarang mengadakan kegiatan-kegiatan keagamaan.
Selama Khmer Merah berkuasa, lebih dari 500 ribu Muslim dibunuh. Juga ada pembakaran beberapa masjid, madrasah dan mushaf serta pelarangan menggunakan bahasa Campa—bahasa  kaum Muslim di Kamboja.
Meski Khmer Merah telah jatuh, kondisi kaum Muslim di Kamboja belum banyak berubah. Mereka tergolong miskin dan mendiami sepanjang Sungai Mekong. Hanya saja hantu penindasan mulai hilang. [ra/islampos/ht/berbagaisumber]

Sumber | republished by (YM) Yes Muslim !


Demikianlah Artikel Inilah Daftar Muslim Minoritas Asia Yang Teraniaya Di Negaranya Sendiri

Sekianlah artikel Inilah Daftar Muslim Minoritas Asia Yang Teraniaya Di Negaranya Sendiri kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Inilah Daftar Muslim Minoritas Asia Yang Teraniaya Di Negaranya Sendiri dengan alamat link https://portalislam24jam.blogspot.com/2016/11/inilah-daftar-muslim-minoritas-asia_25.html

Subscribe to receive free email updates: