Kerja Keras Polri Berhasil, Demo 212 Berubah Menjadi Doa Bersama

Kerja Keras Polri Berhasil, Demo 212 Berubah Menjadi Doa Bersama - Hallo sahabat PORTAL ISLAM 24 JAM, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Kerja Keras Polri Berhasil, Demo 212 Berubah Menjadi Doa Bersama, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Kerja Keras Polri Berhasil, Demo 212 Berubah Menjadi Doa Bersama
link : Kerja Keras Polri Berhasil, Demo 212 Berubah Menjadi Doa Bersama

Baca juga


Kerja Keras Polri Berhasil, Demo 212 Berubah Menjadi Doa Bersama


Tidak ada yang tidak mungkin jika kita terus berusaha. Apalagi usaha yang dilakukan adalah untuk kebaikan bersama dan kepentingan orang banyak. Polri akhirnya menuai buah dari kerja keras mereka melakukan hal-hal persuasif untuk mencegah agar demo 212 tidak terjadi dan membatalkan sholat jumat di jalan protokol. Setelah melakukan kunjungan, membuat maklumat, dan koordinasi dengan beberapa pihak, demo pun berubah menjadi doa bersama.

Hal ini dikonfirmasi bukan hanya pihak pemerintah, tetapi juga oleh pihak GNPF MUI. Demo yang dibungkus dengan sholat jumat akhirnya tidak bisa dilakukan. Sholat jumat yang dipakai untuk mengganggu ketertiban umum akhirnya batal karena MUI pun mengeluarkan fatwa yang tidak memperbolehkan sholat di jalan.

Jokowi dan Menhan Ryamizard menyatakan bahwa tidak ada namanya demo. Berdoa bersama dan berzikir bersama yang akan dilakukan.

"Kan enggak ada demo, siapa bilang ada demo? Doa bersama, bukan demo ya," kata Jokowi saat ditanya wartawan usai upacara HUT ke-45 Korpri di Lapangan Monas, Jl Medan Merdeka, Jakarta Pusat, Selasa (29/11/2016).

"Begini, tujuan zikir kan memuji Tuhan, harus pikiran suci mulutnya suci. Kalau itu semua bagus, makin banyak makin bagus. Tapi kalau pikiran lain mulut lain itu sudah beda, mudah-mudahan sama-sama berpikiran jernih apalagi sampai ratusan ribu," kata Ryamizard usai mengikuti upacara peringatan HUT ke-45 KORPRI di Silang Monas Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (29/11/2016).
"Tidak ada (orasi), kan orasi bisa berubah jadi tausiah," kata Wakil Ketua GNPF-MUI Ustaz Zaitun Rasmin usai rapat bersama Polda Metro Jaya di Gedung Biro Operasi Polda Metro Jaya, Jakarat, Selasa (29/11/2016).

Semua kutipan berita ini memberikan ketenangan luar biasa bagi kita semua. FPI yang menjadi motor penggerak GNPF MUI akhirnya hanya bisa melakukan acara doa bersama di Monas, bukan di jalan raya seperti yang mereka gaungkan sebelumnya. Orasi pun tidak bisa lagi dan hanya berisi Tausiah. Lalu mungkinkah Tausiah berisi orasi?? Mungkin saja. Toh mereka suka-sukanya menggunakan agama untuk kepentingan mereka.

Usaha Polri untuk meredam aksi ini bisa kita lihat dari keluarnya maklumat pelarangan sholat di jalan protokol, berkomunikasi dengan MUI dalam hal fatwa sholat jumat, mengunjungi dubes Arab Saudi, melarang bus mengangkat peserta demo, terakhir adalah dengan berjumpa dengan GNPF MUI yang difasilitasi MUI. Semua usaha dan jerih lelah terbayarkan dengan keberhasilan ini.

Meski begitu, yang namanya sudah menjadi sifat pada umumnya, FPI tetap saja sesumbar bahwa Aksi Bela Islam SUPER DAMAI III akan dihadiri 3 juta orang. Jumlah yang sangat fantastis. Entah benar atau tidak, tetapi jumlah sebesar ini kalau datang ke Jakarta pasti akan memberi efek yang tidak sedikit bagi ketertiban umum.

"Kita perkirakan tidak kurang 3 juta, tapi itu tergantung kondisi besok, itu estimasi," ujar Wakil Ketua GNPF-MUI Ustaz Zaitun Rasmin kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (28/11/2016).

Hal yang berbeda disampaikan oleh pihak kepolisian yang mengatakan bahwa jumlah pendemo yang datang sekitar 150 sampai 200 ribu. Jumlah yang tidak sampai 50 persen dari yang ditargetkan oleh GNPF MUI. Untuk estimasi peserta aksi, Kadiv Humas Polri Irjen (Pol) Boy Rafli Amar mengatakan jumlahnya sekitar 150-200 ribu peserta. Mengenai sesumbar yang dilakukan FPI kita maklumi saja karena memang FPI perlu melakukan itu supaya bisa menarik banyak massa.

Meski terjadi perbedaan jumlah massa yang akan datang, Polri sendiri tetap waspada dan akan mengerahkan 22 ribu personel pengamanan. Tidak hanya itu, bantuan keamanan juga datang dari Barisan Ansor Serba Guna (Banser) Nahdlatul Ulama (NU) dan Gerakan Pemuda Ansor. Meki tidak akan menampakan diri secara mencolok, namun Banser dan Ansor akan berada di titik vital jika memang nanti akan terjadi gerakan makar.

"Gabungan antara Ansor dan Banser. Dari seluruh Jawa Timur ditargetkan ada 50.000 yang berangkat ke Jakarta," ungkap Gus Tadlo, panggilan akrabnya, Selasa (22/11/2016).

"Tujuannya untuk menjaga NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia). Kalau ada gerakan makar pada demo 2 Desember besok, kami siap berhadap-hadapan dengan mereka," tegas Gus Tadlo.

Bantuan dari Banser dan Ansor ini tentu saja akan semakin menguatkan pengamanan simbol-simbol negara di Jakarta. Diyakini dengan adanya pemberitaan bahwa Banser dan Ansor saja, FPI akan keder mendengarnya. Karena FPI tidak pernah berani berhadapan satu lawan satu dengan Banser atau Ansor. Dalam perselisihan sebelumnya tantangan Banser dan Ansor tidak mau diterima oleh FPI.

Kini, kita tidak perlu khawatir lagi. Kerja kers Polri berbuahkan hasil. Rencana sholat jumat di jalan protokol sudah digagalkan, orasi digantikan dengan Tausiah, Polri bersama Banser serta Ansor berjaga-jaga kalau-kalau ada makar setelah aksi. Sebuah skenario yang sangat rapi. Bahkan dalam perjanjian yang disepakati pun dituliskan poin Jika ada gerakan pada 2 Desember di luar kesepakatan, Polri dipersilakan menggunakan hak dan kewenangannya dalam mengambil langkah tegas.

Sekali lagi Polri berhasil menunjukkan kepiawaiannya untuk mengatasi aksi demo yang diperkirakan akan berakhir rusuh. Aksi demo 411 berhasil diredam dengan baik dan kini aksi 212 juga sudah berhasil dari sisi mengubah demo menjadi doa bersama. Kalau ada yang lain menunggangi maka sudah ada yang akan membantu.

Akhirnya, para aktor politik kembali harus gigit jari karena aksinya kembali diredam dengan baik. Entah bagaimana lagi cara mereka untuk kembali menggalang isu untuk melakukan demo. Isu Ahok sudah usang, isu Jokowi melindungi Ahok tidak relevan lagi. Pilihan terakhir mungkin adalah demo karena sang mantan terzholimi dan tersingkirkan karena tidak kunjung dikunjungi Presiden Jokowi. Jokowi memang kejam dengan sang mantan.
Salam Doa Bersama.

Sumber: http://ift.tt/2gL54Zq


Demikianlah Artikel Kerja Keras Polri Berhasil, Demo 212 Berubah Menjadi Doa Bersama

Sekianlah artikel Kerja Keras Polri Berhasil, Demo 212 Berubah Menjadi Doa Bersama kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Kerja Keras Polri Berhasil, Demo 212 Berubah Menjadi Doa Bersama dengan alamat link https://portalislam24jam.blogspot.com/2016/12/kerja-keras-polri-berhasil-demo-212.html

Subscribe to receive free email updates: