Judul : Aqidah dan Manhaj Daulah Islamiyah
link : Aqidah dan Manhaj Daulah Islamiyah
Aqidah dan Manhaj Daulah Islamiyah
MetrominiNews - Inilah Aqidah dan Manhaj Kami: Apa yang diyakini dan diimani oleh Ahlus Sunnah wal Jama'ah.Dicetak di Percetakan Daulah Islam
Segala puji bagi Alloh. Sholawat dan salam semoga terlimpah kepada Rosululloh, keluarganya, para sahabatnya, dan siapa saja yang loyal padanya. Amma ba'd:
Sesungguhnya kita beriman kepada Alloh ta'ala yang maha agung dalam keluhuran-Nya, tiada ilah selain Dia, tiada sesembahan yang sebenarnya selain Dia. Kita menetapkan bagi-Nya apa yang ditetapkan oleh kalimat tauhid,serta menafikan dari-Nya persekutuan dan tandingan. Kita bersaksi bahwa tiada ilah(yang haq) kecuali Alloh semata, tiada sekutu bagi-Nya. Dan ini adalah awal agama, akhirnya, zhohirnya dan batinnya. Barang siapa mengucapkannya, memelihara syarat-syaratnya, dan menunaikan haknya, maka dia adalah muslim. Dan barang siapa tidak melaksanakan sayarat-syaratnya atau mengerjakan salah satu dari pembatal-pembatalnya, maka dia kafir, meskipun dia mengaku muslim.
Kita mengimani bahwa Alloh ta'ala adalah Sang Pencipta dan Sang Pengatur. Bagi-Nya segala kekuasaan dan bagi-Nya segala pujian. Dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Dia adalah Yang Pertama dan Yang Terakhir, Yang Zhahir dan Yang Batin."Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia. Dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat." (asy-Syuro: 11) Kita tidak mengingkari sesuatu pun dari nama-nama dan sifat-sifatAlloh ta'ala.Kita menetapkan nama-nama dan sifat-sifat itu bagi Alloh sebagaimana disebutkan dalam al-Kitab dan as-Sunnah yang shohih, tanpa takyif (menentukan keadaan), tamtsil (menyerupakan dengan makhluk), ta'wil (menjelaskan secara rinci), dan ta'thil (penafian).
Kita mengimani bahwa Muhammad shollallohu 'alayhi wasallam adalah rosululloh (utusan Alloh) kepada semua makhluk, baik manusia maupun jin. Wajib mengikuti dan menaatinya dalam semua yang diperintahkannya, serta membenarkan dan menerimanya dalam semua yang beliau beritakan. Dan kitakomitmen sesuai dengan firman Alloh ta'alatentangnya: "Maka demi Robb-mu, mereka tidak beriman sampai mereka menjadikan engkau (Muhammad) sebagai hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak menemukan rasa keberatan dalam hati mereka terhadap apa yang engkau putuskan dan mereka menerima dengan sepenuhnya." (an-Nisa': 65)
Kita mengimani malaikat-malaikat Alloh yang dimuliakan. Mereka tidak mendurhakai Alloh dalamapa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan kepada mereka. Mencintai mereka adalah bagian dari iman dan membenci mereka adalah bagian dari kekufuran.
Kita mengimani bahwa al-Qur-an adalah kalam Alloh ta'ala dengan huruf-hurufnya dan makna-maknanya, dan bahwa ia adalah satu sifat di antara sifat-sifat Alloh ta'ala, bukan makhluk. Karena itu, ia wajib diagungkan, diikuti, dan diterapkan hukumnya.
Kita mengimani semua nabi dan rosul Alloh ta'ala.Yang pertama di antara mereka adalah Adam 'alayhis salam dan penutup mereka adalah Muhammad shollallohu 'alayhi wa sallam. Mereka adalah bersaudara yang saling mencintai, yang diutus untuk membawa risalah tawhid (mengesakan) Robb semesta alam.
Kita mengimani bahwa as-Sunnah adalah wahyu kedua, dan bahwa ia adalah penjelas dan penafsir bagi al-Qur-an. Apa yang shohih darinya tidak kita lewatkan demi perkataan seseorang, siapa pun dia. Dan kita menjauhi bid'ah, baik yang kecil maupun yang besar.
Mencintai Nabi kita shollallohu 'alayhi wa sallamadalah kewajiban dan ketaatan, sedangkan membencinya adalah kekafiran dan kemunafikan. Dan karena cinta kepada Nabi kita shollallohu 'alayhi wa sallam, kita mencintai ahli baytnya dan menghormati mereka. Tetapi kita tidak melampaui batas dalam menyikapi mereka dan tidak membuat kebohongan atas nama mereka. Dan kita mengucapkan rodhiyallohu 'anhu untuk semua sahabat. Mereka semuanya adil. Kita tidak mengatakan tentang mereka selain kebaikan. Mencintai mereka adalah kewajiban atas kita dan membenci mereka adalah kemunafikan bagi kita. Kita menahan diri untuk membicarakan persengketaan di antara mereka, mereka melakukan ta'wil dalam hal itu dan mereka adalah sebaik-baik masa.
Kita mengimani qodar yang baik dan yang buruk, semuanya berasal dari Alloh ta'ala. Alloh subhaanah memiliki kehendak yang umum dan keinginan yang mutlak. Apa yang dikehendaki Alloh akan terjadi dan yang tidak Dia kehendaki tidak akan terjadi. Dan Alloh ta'ala adalah Pencipta perbuatan-perbuatan hamba(Nya), namun para hamba(Nya) bisa memilih perbuatan-perbuatan setelah mendapat izin dari Alloh. Sedangkan qodho' dan qodar Alloh subhaanahtidak keluar dari ruang lingkup kasih sayang, karunia dan keadilan.
Kita mengimani bahwa adzab dan ni'mah qubur adalah benar. Alloh akanmengadzab siapa saja yang berhak mendapatkan adzab jika Dia menghendaki, namun Dia akan memaafkannya jika berkehendak lain. Dan kita mengimani pertanyaan Munkar dan Nakir, berdasarkan apa yang ditetapkan oleh khobar dari Rosululloh shollallohu 'alayhi wa sallam, bersama firman Alloh ta'ala: "Alloh meneguhkan orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh dalam kehidupan dunia dan di akhirat, dan Alloh menyesatkan orang-orang yang zholim. Dan Alloh berbuat apa saja yang Dia kehendaki." (Ibrohim: 27)
Kita mengimani kebangkitan setelah kematian serta hari akhir. Kita mengimani diperlihatkannya amal dan para hamba di hadapan Alloh ta'ala. Kita mengimani hari perhitungan (hisab), timbangan (mizan), telaga (hawdh), jembatan (shiroth), dan bahwa surga itu benar dan neraka itu benar.
Kita mengimani tanda-tanda kiamat yang shohih diriwayatkan dari Nabi, dan bahwa fitnah (ujian) terbesar sejak Alloh menciptakan Adam 'alayhis salamsampai hari kiamat adalah fitnah al-Masih ad-Dajjal. Kita mengimani turunnya Isa 'alayhis salamuntuk menegakkan keadilan. Dan kita mengimani akan kembalinya Khilafah Rosyidah berdasarkan manhaj kenabian.
Kita mengimani bahwa Alloh akan mengeluarkan sekelompok dari muwahhidin dari neraka dengan syafaat para pemberi syafaat, dan bahwa syafaat adalah hak bagi orang yang diberi izin oleh Alloh dan Dia ridhoi perkataannya.
Kita mengimani syafaat Nabi kita shollallohu 'alayhi wa sallamdan bahwa dia memiliki kedudukan yang terpuji pada hari qiyamat.
Iman adalah perkataan, perbuatan, dan niat. Ia adalah keyakinan dengan hati, pernyataan dengan lisan, dan pengamalan dengan anggota tubuh. Sebagian darinya tidak mencukupi tanpa sebagian yang lain. Keyakinan hati adalah perkataan dan perbuatannya. Perkataan hati adalah pengetahuan, ilmu dan pembenarannya. Sedangkan perbuatan-perbuatan hati di antaranya cinta, takut, harapan, dll. Iman itu bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan kemaksiatan. Dan sebagaimana diberitahukan oleh ash-Shodiq al-Mashduq (orang yang jujur dan terpercaya / Rosululloh), iman itu memiliki cabang-cabang, yang paling tinggi adalah Laa ilaaha illaAlloh dan paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan. Di antara cabang-cabang iman ada yang merupakan pokok, yang jika ia hilang maka iman hilang, seperti tauhid (La ilaha illaAlloh Muhammad Rosululloh), sholat, dan sejenisnya yang dinashkan oleh Syari' (Pembuat syariat / Alloh) bahwa jika ia ditinggalkan maka pokok iman hilang dan terlepas. Dan di antaranya ada yang merupakan kewajiban-kewajiban iman, yang jika ia hilang maka iman yang wajib akan berkurang, seperti melakukan zina, meminum khomr, mencuri, dan sejenisnya.
Kita tidak mengkafirkan seseorang pun di antara muwahhidin dan tidak pula orang yang mengerjakan sholat ke arah qiblat kaum muslimin berdasarkan dosa-dosa, seperti zina, minum khomr, dan mencuri, selama dia tidak menghalalkannya. Pendapat kita tentang iman adalah pertengahan antaran Khowarij yang melampaui batas dan Murji-ah yang menganggap remeh.
Kekafiran itu ada yang besar dan ada yang kecil. Dan hukumnya menimpa orang yang melakukannya, baik dengan keyakinan, perkataan, atau perbuatan. Tetapi pengkafiran individu tertentu dan pemvonisan bahwa dia kekal di neraka tergantung pada terpenuhinya syarat-syarat pengkafiran dan tidak adanya penghalang-penghalangnya. Kita mengglobalkan perkataan berdasarkan nash-nash janji, ancaman, pengkafiran, dan pemfasikan. Dan kita tidak memvonis seseorang masuk ke dalam hukum yang umum itu sampai padanya terdapat keharusan (untuk dikafirkan) yang tak terbantahkan. Kita tidak mengkafirkan berdasarkan zhon (prasangka), ma-al (kesimpulan dari perkataan), atau lazimul qoul (makna yang terkait dengan perkataan).
Kita mengkafirkan orang yang dikafirkan oleh Alloh dan Rosul-Nya. Dan setiap orang yang menganut selain agama Islam adalah kafir, baik hujjah telah sampai kepadanya ataupun belum sampai. Adapun adzab akhirat, ia tidak didapat kecuali oleh orang yang telah sampai kepadanya hujjah. Alloh Ta'ala berfirman: "Dan Kami tidak akan menyiksa sampai Kami mengutus seorang rosul." (Al-Isra': 15)
Barang siapa mengucapkan dua kalimat syahadat, memperlihatkan keislaman kepada kita, dan tidak mengerjakan salah satu dari pembatal-pembatal keislaman, maka kita memperlakukannya sebagaimana perlakuan terhadap kaum muslimin, dan kita menyerahkan isi hatinya kepada Alloh ta'ala. Sebab, barang siapa yang memperlihatkan syiar-syiar agama, maka diberlakukan padanya hukum-hukum penganut agama tersebut. Urusan-urusan manusia dipahami berdasarkan apa yang tampak (zhohir), dan Alloh-lah yang akan menangani apa yang tersimpan dalam hati.
Syi'ah Rofidhoh bagi kita adalah kelompok musyrik, murtad dan muharib (memerangi kaum muslimin).
Kita meyakini bahwa jika suatu negeri dikuasai oleh syariat-syariat kekafiran dan yang mendominasi didalamnya adalah hukum-hukum kekafiran, bukan hukum-hukum Islam, maka ia adalah negeri kekafiran (darul kufr). Tetapi ini tidak berarti dikafirkannya semua penduduk negeri tersebut. Kita tidak menganut pendapat kelompok ekstrem: "Hukum pokok pada manusia adalah kekafiran secara mutlak." Tetapi manusia itu masing-masing berdasarkan kondisinya, di antara mereka ada yang muslim dan di antara mereka ada yang kafir.
Kita mengimani bahwa sekularisme dengan benderanya yang berbeda-beda dan alirannya yang bermacam-macan, seperti nasionalisme, patriotisme, komunisme, dan ba'tsisme, adalah kekafiran yang nyata, membatalkan keislaman dan mengeluarkan dari millah.
Sumber-sumber pengambilan hukum bagi kita adalah al-Kitab dan as-Sunnah, berdasarkan pemahaman salaf sholih dari tiga generasi pertama yang diutamakan.
Kita memandang bolehnya sholat di belakang setiap orang yang baik, pelaku dosa dan orang yang tidak diketahui kondisinya di antara kaum muslimin.
Jihad tetap berlanjut sampai hari kiamat, baik ada imam maupun tidak ada, dan baik sang imam lalim maupun adil. Kalaupun imam tidak ada, jihad tidak ditunda, karena kemaslahatannya akanterlewatkan dengan penundaannya. Jika didapatkan ghonimah, maka ia dibagi oleh orang-orang yang mendapatkannya berdasarkan tuntutan syariat. Setiap mu'min harus berjihad melawan musuh-musuh Alloh ta'ala, meskipun sendirian.
Darah, kehormatan, dan harta kaum muslimin bagi kita adalah haram. Tidak ada sesuatu pun darinya yang dibolehkan kecuali yang dibolehkan oleh syariat dan bolehkan oleh Rosul shollallohu 'alayhi wa sallam.
Jika ada penyerang di antara orang-orang kafir yang menyerang kehormatan-kehormatan kaum muslimin, maka ketika itu jihad menjadi fardhu 'ain, tidak ada satu syarat pun yang disyaratkan baginya. Serangan tersebut harus dihalau sebisa mungkin. Sebab, tidak ada yang lebih wajib setelah iman daripada menghalau musuh penyerang yang merusak agama dan dunia.
Kekafiran karena riddah (kemurtadan) lebih berat daripada kekafiran asli. Karena itu, memerangi orang-orang murtad lebih utama bagi kita daripada memerangi orang kafir asli.
Imamah tidak sah bagi orang kafir. Apabila kekafiran menimpa imam, maka dia telah keluar dari hukum kekuasaan.Ketaatan kepadanya tanggal dan wajib atas kaum muslimin untuk memberontak kepadanya, melengserkannya serta mengangkat seorang imam yang adil jika mereka bisa melakukan itu.
Tegaknya agama adalah dengan al-Qur-an yang memberi petunjuk dan pedang yang membela. Maka jihad kita dilakukan dengan pedang dan tombak, serta dengan hujjah dan penjelasan.
Barang siapa yang menyeru kepada selain Islam, mencela agama kita, , atau mengangkat pedang terhadap kita, maka dia adalah orang yang memerangi bagi kita.
Kita mengesampingkan perpecahan dan perbedaan, serta menyeru kepada persatuan dan keharomisan. Kita berusaha menegakkan Khilafah Islam sebagai sesuatu yang fardhu kifayah atas seluruh kaum muslimin. Jika satu kelompok telah mengerjakannya, maka kewajiban itu tanggal bagi yang lain. Dan kita mengimani bahwa mendengar dan taat kepada imam kaum muslimin yang dibaiat oleh Ahlul Halli wal 'Aqdi adalah wajib, dan bahwa keluar dari ketaatan kepadanya adalah haram, tanpa diperselisihkan. Barang siapa keluar dari ketaatan, maka dia diseru, lalu diperangi sampai dia kembali. Barang siapa mati, sedangkan pada lehernya tidak terdapat baiat, maka dia mati dengan kematian jahiliyah.
Kita tidak memandang berdosa atau meninggalkan seorang muslim dalam permasalahan-permasalahan ijtihad.
Kita memandang wajib berkumpulnya umat, khususnya mujahidin, di bawah satu bendera.
Kaum muslimin adalah satu umat. Tidak ada keutamaan bagi bangsa Arab atas bangsa 'Ajam di antara mereka kecuali dengan taqwa. Darah kaum muslimin itu setara. Dzimmah (jaminan keamanan) mereka boleh diberikan (kepada orang kafir) oleh orang yang paling rendah di antara mereka. Dan kita tidak berpaling dari nama-nama yang dengannya Alloh ta'ala menamai kita.
Kita loyal kepada wali-wali Alloh ta'ala serta menolong mereka, dan kita memusuhi musuh-musuh Alloh ta'ala serta membenci mereka. Kita menanggalkan, berlepas diri, dan mengingkari setiap millah selain millah Islam,dalam hal itu kita menempuh jalan al-Kitab dan as-Sunnah, serta menjauhi jalan-jalan bid'ah dan kesesatan. (/stwj)
Demikianlah Artikel Aqidah dan Manhaj Daulah Islamiyah
Sekianlah artikel Aqidah dan Manhaj Daulah Islamiyah kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Aqidah dan Manhaj Daulah Islamiyah dengan alamat link https://portalislam24jam.blogspot.com/2016/10/aqidah-dan-manhaj-daulah-islamiyah.html